Senin, 31 Maret 2014

Eksis Abis!

Mulai dari friendster dulu, facebook, twitter, google circle, blogger, wordpress, instagram, sekarang mulai merambah path, terus yang ga disengaja antaralain slideshare, printerest, hi5 dan lain lain. Hadeeeehhhh mungkin anda - anda sekalian bisa searching akun yang bernama Ambar Fitri atau pheezank. Bisa dipastikan akun tersebutn ada disemua sosmed - sosmed itu. Sekali lagi hadeeeeehhh!!! kurang eksis apalagi aku ya Allah, padahal tidak semua sosmed itu aku aktif didalamnya. Ada yang karena iseng bikin, ada yang ga sengaja ke klik, dan ada yang karena ikut - ikutan. Tapi yang membuat aku merasa lebih aneh adalah.. kok ya tetep ada yang ng-Follow ahehehehehe,, padahal bisa jadi aku sendiri udah lupa username dan password sosmed tersebut hihi.

Mungkin ini ga cuma terjadi padaku saja, beberapa atau bahkan mayoritas orang pasti memiliki akun sosmed lebih dari satu, dua, tiga atau bahkan empat akun haha. Terlepas dari semua akun itu aktif atau tidak, keberadaan akun akun sosmed ini mungkin bisa menjadi tanda "aktualisasi diri" seseorang. Sayangnya, mereka yang aktif didunia maya, belum tentu aktif di dunia nyata. Termasuk saya! hahahaha.. apapun itu, hak semua orang untuk eksis di dunia maya, mengaktualisasikan diri mereka dengan cara yang mereka anggap benar. 

Aku jadi berfikir, kenapa disetiap sosmed itu aku bikin tema aja ya, misal nih Path, aku gunakan untuk share picture-picture yang apik - apik, twitter aku pakai untuk men-tweet pokok pokok cerita yang nantinya aku jabarkan di blog. Lalu facebook? hmmmmm.. facebook aku pakai buat men-stalking orang aja kali ya hahahahaha. Ya ya ya.. mungkin harusnya seperti itu. Tiap akun punya ke-khas-an tersendiri. Sehingga tiap orang yang melihat akun kita, bisa menemukan hal yang berbeda - beda ditiap akun sosmed kita. Tapi sekali lagi itu hanya angan - angan saja, toh aku juga kalo lagi pengen aja buka - buka akun akun tersebut. Kalo udah bosen yaaa... paling cuma sign in --> liat liat--> sign out :D. Ga bisa konsisten! Padahal, kalo aku boleh berharap, aku berharap tiap akun yang aku buat, tiap status atau picture yang aku posting bisa bermanfaat untuk orang lain. Bukan sebaliknya, membawa mudhorot -naudzubillahimindzaliiik-. Semoga saja ya teman.. semoga sajaaaaa ;)

Rabu, 26 Maret 2014

Ah!! Saudara ternyata #2

Kira - kira pukul satu siang, kami sampai di gedung SEAMEO Biotrop. Disana sedang berlangsung acara pernikahan sepupu dari suami ku. Di undangan tertulis acara mulai pukul 11 sampai dengan pukul 1 siang. Dan oke! kami sampai di gerbang gedung pukul satu siang kurang sedikit. Itu artinya kami harus merelakan jatah makan siang kami melayang -salah fokus!! ini salah fokus!!-. Beruntung, sampai sana, masih banyak tamu yang berdatangan. Sang pengantin beserta para orang tuanya pun masih lengkap di pelaminan. Kami masuk ke ruang pertemuan, dan dari atas pelaminan, Bude sudah melambai - lambaikan tangannya pada kami. Ahh tamu yang ditunggu - tunggu -batinku kePDan!-.

Belum sempat kami naik ke atas pelaminan, tiba - tiba punggung ku ditepuk dan jeng jeeeeeng "Mba Ambar! ngapain disini?! temennnya penganten?!". Dian,, dia tiba - tiba muncul dengan mimik muka yang penuh dengan tanda tanya, "kok bisa mba Ambar disini?" begitu mungkin pertanyaan dalam hati nya. "Loh,, dian disini juga? itu.. Bude Ani khan sepupu nya ibu mertua ku" terang ku sambil mohon ijin untuk bersalaman dengan mempelai terlebih dahulu.

Selesai bersalaman, menyampaikan salam dan pesan dari ibu mertua, kami berdua langsung menuju ke tempat prasmanan. Jam makan siang ditambah dengan hampir dua jam kami muter muter kota Bogor, membuat perut kami -saya tepatnya- kelaparan. Sedang khusu'nya kami mengambil makanan, Dian dan Eko (suami nya) datang menghampiri kami dan bilang "Mas Robien ya?! aku Eko mas,, keponakanannya Pak de Har (suami nya Bude Ani). Dulu waktu masuk STAN pertama khan aku dianterin mas Robien nyari kos kos-an". Jeng jeeeeeng,, dua orang itu yang sejak di stasiun memperhatikan kami, yang setiap hari nya satu bis jemputan sama aku, ternyata eh ternyata.. Saudara!! MasyaAllah.. kami sampai terheran - heran sendiri. Hampir dua bulan bersama, tapi baru tau kalo ternyata saudara. Sungguh ga disangka..

Ahh.. senangnya, bertambah lagi saudara,, ibarat jodoh, garam di laut, asam di gunung, ketemu nya di belangan. Begitupun saudara, yang satu tinggal dimana, yang lain tinggal dimana.. ketemunya,, di tempat kondangan juga! hahahahaha...

Selasa, 25 Maret 2014

Ah!! Saudara ternyata ;)

Sabtu pagi itu,, di sebuah stasiun kereta di pusat kota, kami berdua (aku dan suami) berlari mengejar kereta yang hampir berangkat. Ya,, kami akan menuju Bogor, dan kereta yang akan membawa kami ke kota tersebut kurang dari tiga menit lagi berangkat. Melihat koridor yang menuju kereta penuh sesak orang - orang yang menuju pintu keluar, kami berdua potong jalur. Kami terobos orang - orang yang terasa amat lambat jalannya, dan sekuat tenaga berlari menuju gerbong paling dekat yang bisa kami jangkau. Lampu kereta sudah menyala merah tanda siap diberangkatkan ketika kurang dari lima langkah jarak antara kami dengan kereta. Petugas keamanan yang ada di gerbong tersebut melambai - lambaikan tangan menandakan agar kami lebih cepat. Dan huppp!! Alhamdulillah, kami mendarat sempurna di gerbong paling awal yang memang disediakan khusus untuk wanita itu tepat saat pintu kereta tertutup untuk berangkat menuju Bogor. Badanku sempoyongan, rasa - rasanya sudah ingin menjatuhkan diri di badan suami ku. Dengan terus menggandeng -lebih tepatnya memapah- badanku yang mulai lemas, suami ku menuntunku ke gerbong umum untuk mencari tempat duduk. Alhamdulillah, kereta saat itu tidak penuh, masih banyak kursi kosong disana, dan kami pun mencari posisi tempat duduk yang paling membuat kami nyaman.Hhhfhhhh... untunglah, sepatu trepes ini memudahkanku, ga kebayang seandainya aku pergi dengan menggunakan high heels. Kereta pun melaju, meninggalkan dua orang di luar sana yang diam - diam memperhatikan kami berdua.

Kurang lebih satu jam, ular besi itu melaju membawa kami ke kota yang dijuluki kota hujan. Sepertinya, kota ini juga bisa dijuluki "kota sejuta angkot". Dimana - mana angkot, dimana - mana ramai para penumpangnya, dan yang mengherankan, walaupun sama - sama kejar setoran, para supir angkot ini tidak saling kebut - kebutan berebut penumpang. Salut!! Aku yang dari semula memang tidak tahu arah, santai saja berjalan disamping suami ku. Berbekal petunjuk dari seorang teman yang memang asli kota ini, kami naik angkot 03 ke arah Baranangsiang. Setengah jam lebih kami berada di angkot tersebut, melalui satu tempat ke tempat lain. Yang menjadi patokan kami adalah "Gramedia atau Pizza Hut". Turun, jika sudah sampai di tempat itu. Tapi sepertinya sampai di akhir perjalanan angkot ini, kami belum menemukan dua tempat yang menjadi patokan kami tersebut. Dan benar saja! Kami Nyasar!! Akhirnya, kami turun di terminal Laladon. Bertanya pada seorang petugas pengatur lalu lintas, dan kembali kami naik angkot 03 jurusan Baranangsiang, yang arahnya berlawanan dengan angkot 03 awal kami naiki tadi, "kembali ke titik nol" saya menyebutnya. Ah.. g masalah buat aku, selama pergi nya sama suami sih, aku enjoy enjoy aja.. ciahhhh!! itung - itung jalan - jalan murah muterin kota ini.

Akhirnya kami sampai di tempat yang kami maksut, Botani Square! yaaa.. di depan Botani Square inilah kami turun -setelah sebelumnya kembali ke stasiun (_ _#)- dan lanjut naik angkot 01 menuju ke gedung SEAMEO Biotrop. Disanalah,, tanpa disengaja, kami bertemu mereka. Dua orang yang memperhatikan kami di stasiun tadi. -to be continued ;)-

Selasa, 18 Maret 2014

Pandai syukur


Ada dua cara untuk bisa berlatih menjadi seorang yang pandai bersyukur, yaitu :
  1. Dengan melihat mereka - mereka yang ada dibawah kita. Mereka - mereka yang jauh lebih tidak beruntung dari diri kita. Mereka - mereka yang berharap untuk bisa ada diposisi kita. Melihat mereka, masih tegakah kita untuk tidak bersyukur?
  2. Dengan membayangkan segala nikmat yang kita punya tiba - tiba hilang, lenyap seketika. Kesehatan, kehidupan, kedamaian, iman, islam, hidayah, keluarga, sahabat, pekerjaan.. semua yang kita miliki, segala kemudahan yang kita punyai, segala apa yang telah Allah beri, tiba-tiba hilang. Sudah siapkah ketika kita kehilangan segala nikmat yang tak terkira itu?!?

Jangan sampai waktu kita terhabiskan hanya oleh angan - angan berlebih yang belum kita dapatkan. Nikmati dan syukuri apa yang kita miliki. Karena pada dasarnya tidaklah perlu takut ketika kita tidak punya apa-apa, tapi takutlah ketika kita tidak mampu mensyukuri nikmat yang kita miliki. Semoga...

Jumat, 14 Maret 2014

Si selfie


Dia bukan seseorang, 
Dia juga bukan sesuatu. 
Dia hanya sebuah istilah,,
Istilah yang belakangan sangat ramai digunakan oleh orang orang, mungkin termasuk kalian dan juga oleh diriku sendiri. Yaph! Selfie! Istilah yang sangat familiar. Selfie adalah singkatan dari "Self Potrait"
yang artinya foto hasil memotret diri sendiri , biasanya dengan smartphone atau webcam, lalu diupload ke social media. -http://kamusslang.com/m?do=Search&submit=Cari&what=selfie-


Lalu, apakah ada yang salah dengan selfie? Ohh aku disini bukan mau ngomongin tentang itu, aku mau ngomongin hal yang ada kaitannya dengan selfie tapi untuk lain kasus. Kalo mau mencoba memperhatikan, sadar atau g ketika kita melihat foto dimana disitu ada diri kita sendiri bersama orang lain, maka yang akan kita cari pertama adalah muka kita, ya ga?!? Lalu kemudian, bagus atau jeleknya ukuran foto tersebut adalah dinilai berdasarkan diri kita. Kalo kita difoto itu bagus, pasti kita bilang "iiii fotonya baguuuus" padahal difoto itu juga terlihat orang lain dengan pose yang kurang pas. Teteeeep aja kita bilang bagus. Hahaaa.. Begitu pun juga berlaku sebaliknya. Ya gaaaa?!? Mungkin darisinilah cikal bakal selfie itu muncul ;).

Okeyy sekarang kita bahas hal yang sedari awal emang udah pengen aku bahas, yaitu tentang sisi lain selfie. Aku rasa aku adalah orang yang punya rasa selfie tinggi. Eittssss tapi bukan dalam hal foto, kalo foto aku lebih suka bareng-bareng, biar apa?! Biar g jadi pusat perhatian aja siii -hoekkkkk,booooooong!!!-. Yaphh.. ke-selfi-an ku itu biasanya terlihat saat sedang bersama orang lain, janjian untuk pergi ke suatu tempat bersama, aku g begitu doyan buat samper-samper an, aku lebih milih buat langsung ketemuan di TKP. Karena pada dasarnya, aku ga suka nunggu dan g suka ditungguin juga. Fair khan? ;). Apa yahh.. rasanya kalo samper-samper an, atau tunggu-tunggu an tuh ribet, tergantung sama orang lain, ga bebas! Selain itu, aku juga lebih suka pergi sendiri -keculi sama suami-, karena apa? Karena aku bisa mengatur waktu ku sendiri, kapan aku pergi, kapan aku pulang, mau kemana aku pergi, daaaan sekali lagi ini tidak berlaku untuk suami ku loh yaaaa. Karena seenak-enaknya pergi sendiri, akan jauuuuuuuuuuuuh lebih enak kalo pergi sama suami hahaaaa..

Ya! Saya tahu! Kalo terkadang bagi sebagian orang -apalagi bagi mereka yang tinggi jiwa kebersamaannya- sifat selfie ku ini cukup menyebalkan. Tapi ya selama itu semua bikin aku nyaman dan yang terpenting tidak merugikan orang lain, ya aku cuek aja hehehee. Intinya kita fair play saja lah ya.. kamu bisa menjalankan prinsip mu yang buat kamu nyaman, aku pun demikian. Yang terpenting adalah prinsip kita itu tidak merugikan orang lain, dan yang g kalah penting lagi kita harus mau juga menanggung konsekuensi atas prinsip kita. Ahhh superrr sekali pembahasan selfie kali ini.. hahaaa. Jadi bagaimana? Apakah anda selfie? Kalo saya bukan! Saya AMBAR! Wkwkwkwkwk

Selasa, 11 Maret 2014

INI IKU AKU ^__^


Ini adalah postingan kedua ku hari ini. Awalnya aku cuma minum dari mug yang fotonya aku pajang disamping, terus si kriwulia alias aulia si adik kecil temen se-angkatan ku ini yang nyeletuk "waaaah kamu menghayati sekali mba itu gelas nya". Aku penasaran terus aku liat aja deh gelas nya, ternyata tulisannya adalah "Indikator Kinerja Utama".

Dulu aku udah pernah cerita kalo sekarang aku lagi magang di Bagian OKI Setjen DJKN. Nah, salah satu sub bagian di OKI adalah sub bagian Organisasi dan Perencanaan Kinerja atau sering disingkat OPK. Dimana salah satu urjab -uraian jabatan- nya adalah menetapkan perencanaan kinerja yang dituangkan dalam bentuk Kontrak Kinerja. Jadi, seluruh pegawai mulai dari eselon I sampai dengan eselon V, masing masing memiliki Kontrak Kinerja nya selama satu tahun. Dalam Kontrak Kinerja itu terdapat sasaran - sasaran strategis apa saja yang harus dicapai dan juga Indikator Kinerja Utama (IKU) yang nantinya digunakan untuk penilaian kinerja. Duh,, panjang bener ini penjelasannya ya.. ya ga perlu dihapal sie, ini cuma intermezo aja heheee.

Kenapa aku tulis postingan ini dengan judul INI IKU AKU?! karena, seperti para pegawai yang memiliki IKU juga sehingga mereka bisa mengerti secara jelas apa yang akan mereka lakukan dan apa yang akan mereka capai dalam satu tahun ini. Mereka juga tahu bagaimana dasar penilaian atas kinerja mereka dengan menggunakan IKU ini. 

Begitupun dengan hidup. Sepertinya, dalam hidup kita juga mesti punya yang namanya IKU, sehingga kita bisa tahu secara jelas apa tujuan hidup kita, apa saja yang akan kita capai dan nantinya kitapun bisa melakukan penilaian terhadap pencapaian hidup kita sendiri. Apakah kita sukses mencapai segala IKU kita tadi, ataaauuu justru penilaian kita minus?! Hm... bukankah itu semua bisa dijadikan bahan untuk evaluasi? apakah target kita terlalu rendah sehingga tanpa effort lebih bisa kita capai, atau sebaliknya, target kita ga masuk akal jadi sulit untuk dicapai. 
Yaphh,, apa IKU aku?!  mungkin mulai malam ini, aku akan merumuskannya, eitsss ga malam ini denk, mungkin malam malam besok waktu suami sudah ga sibuk lagi dengan papper nya hehehe.. ;)

No Excuse!

Belakangan aku seperti tersadar lagi bahwa dalam hidupku sudah terlalu banyak "ke-maklum-an" yang ternyata membuat aku menjadi orang yang kurang disiplin. Lebih tepatnya di tahun 2014 ini, dimana aktivitasku berubah drastis dan memaksaku untuk bisa menjadi orang yang pintar "mengutak atik" waktu. Saat ini hampir setengah hari ku, aku habiskan di luar rumah, mulai hari senin sampai dengan jum'at. Terdengar memelas kah? bisa jadi iya untuk sebagian orang, dan tidak untuk sebagian lainnya. Kalo menurut ku sendiri? BIASA AJA sih hehee.. toh, suami ridlo, toh yang aku lakukan insyaAllah manfaat hehee. 

Udah ya kita kembali ke topik tentang "maklum" atau "excuse" itu tadi. Kalian pernah ngerasain ga disaat kalian memiliki suatu kewajiban tertentu, tapi saat itu juga kondisi malas berkedok capek lah, lelah lah, ingin santai sejenak lah datang menghampiri. Daaaaan yang menjadikan lebih parahnya adalah lingkungan yang mendukung segala alasan kalian itu tadi dengan mengatasnamakan "maklum". Nahhh itu diaa.. itu dia yang aku alami. Kadang, sesampainya dirumah, setelah selesai menyiapkan makan malam untuk suami dan kita makan bersama, dalam lubuk hati terdalam -ihhhikkk- sudah ingiiiiiiiiin sekali menggabrukkan diri di kasur. Santai - santai sambil ngenet dan ngeliatin suami yang lagi pusing - pusing nya ngerjain se-abrek papper. Namun apa daya, didapur se-abrek cucian piring, plus sayuran yang belum dipotong - potong untuk masak besok pagi sekaligus setrikaan yang udah menggunung ituh menghancurkan segala keinginan bersantai ku. Dalam kondisi seperti inilah, ke-profesional-an ku sebagai seorang istri diuji, apakah aku akan segera beranjak dari kasur dan merubah diri menjadi laba - laba yang punya tangan banyak untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan itu, ataaaaaaaaaaaaau tetap stay dan berleha - leha cantik di kasur?!? 

Hmmmm seharusnya,, sekali lagi SEHARUSnya, aku pilih opsi pertama! iya sie kadang aku berhasil menyingkirkan setan malas yang ada dalam diriku ini dan memilih opsi pertama. Tapiiii.. ga jarang alias sering, aku malah ambil opsi kedua T___T. Hanya cukup bilang "Ambar capek yang,, tapi belum ngerjain blablablablablablablaaa..", pasti suami ku langsung bilang "yaudah besok ga usah masak aja gapapa.." waaaahh satu sisi, kata - kata suami ku itu bagaikan oase di gurun pasir buat ku, sejuuuk, segerrrr hahaaa, tapi disisi lain kata - kata itu juga yang membuat aku menjadi orang yang mudah meminta ke-maklum-an dari suami ku. Jadi salah siapa?! ya salah diri ku sendiri lah, aku yang kurang bertanggung jawab, aku yang kurang profesional, aku yang banyak alasan, aku yang terlalu banyak excuse! T__________T -maafkan istrimu ya suami ku sayang-

Yahhh.. semoga setelah ini, setelah aku menyadari hal ini, aku bisa menjadi orang yang lebih bertanggung jawab lagi pada peran - peran ku, bisa menjadi orang yang mampu mengalahkan rasa malasku, bisa menjadi orang yang lebih disiplin. jadi saatnya bilang SAY NO TO EXCUSE!!!




Senin, 03 Maret 2014

Pergi untuk tugas, pulang demi cinta

"Pergi untuk tugas, Pulang demi cinta"


Pertama kali baca jargon seperti ini adalah ketika perjalanan dinas ke Jogja saat aku masih bekerja di Comdev Telkom Purwokerto. Tulisan itu ada disebuah truk pengangkut pasir yang aku temui disekitar daerah kebumen. Waktu itu aku anggap lucu jargon tersebut. "pinter juga nih yang bikin jargon" batinku. Ga ada yang istimewa awalnya jargon ini, sampai kemarin sore waktu aku pulang kantor, aku baru merasa bahwa jargon tersebut punya arti tersendiri.

Pergi untuk tugas, Pulang demi cinta. Ya! buat aku jargon ini sekarang punya arti yang bisa aku jadikan motivasi. Ketika saat ini aku sudah memiliki tanggung jawab atas sebuah profesi sebagai seorang abdi negara -katanya- yang bekerja disebuah kota dimana kemampuan mengatur waktu dituntut, maka "Pergi untuk tugas" adalah kata - kata yang passs lagi cocok untuk membangkitkan semangat ditengah "godaan" untuk tetap stay berada dirumah bersama suami. Aku harus meyakini bahwa kepergian ku pagi ini menuju kantor adalah demi sebuah tugas, tugas sebagai manusia untuk beribadah kepada Tuhan nya dengan cara bekerja. Tugas sebagai seorang abdi negara yang diberi amanah untuk mengurus kekayaan negara. Maka, ketika rasa malas kembali muncul, ketika "godaan" untuk tidak bersemangat datang menghampiri, aku harus meyakinkan diri bahwa niat ku pergi adalah untuk tugas itu tadi.

"Pulang demi cinta",, ah kalau bagian yang ini tidak perlu lah ditanya lagi, sudah jelas ketika jam di kantor menunjukkan jam 5 kurang sedikittttt -agak banyak juga si :P- maka itulah saatnya bersiap untuk pulang kembali ke rumah. Satu hal yang selalu aku harapkan saat pulang kerja adalah, TRAFFIC yang BERSAHABAT! sehingga dengan lebih cepat aku bisa kembali ke rumah, bertemu dengan suami tercinta. 

Maka... jargon "Pergi untuk tugas, pulang demi cinta", jika aku maknai lagi lebih dalam, maka jargon ini dapat menjadi pembangkit semangatku, bahwa apa yang aku kerjakan tidak lah sia - sia. Sekecil apapun itu, aku berharap dapat menimbulkan efek positif yang besar bagi hidupku, bagi instisusi dimana aku bekerja, bagi keluarga kecil ku yang amat aku cintai. Semoga...