Untukku.. sebagai cerminan diri..
“Siapa yang memberi nasihat dengan memandang dirinya baik, maka dia
akan berdiam diri apabila berbuat kesalahan. Dan siapa yang memberi
nasihat, karena memandang (apa yang ia ucapkan) sebagai kebaikan dari
Allah untuk dirinya, maka dia tidak berdiam diri apabila berbuat
kesalahan.”
Nasihat sebenarnya bisa diberikan oleh
siapa saja kepada siapapun dalam rangka saling mengingatkan dalam
kebenaran dan menghindari kesalahan, bisa berupa mengajak kepada
kebaikan atau saling mengingatkan. Nasihat tidak selalu disampaikan
dalam bentuk ceramah, dan juga tidak selalu harus disampaikan oleh
seorang Ulama atau seorang Kiayi dan tidak harus selalu disampaikan
dalam sebuah forum keaagamaan.
Dari Abi Huroiroh dari Rosulillahi sholallohu ‘alaihi wa salam bersabda,
“sesungguhnya agama itu nasihat , sesungguhnya agama itu nasihat , sesungguhnya agama itu nasihat“, mereka (shahabat) bertanya siapa yang berhak nasihat ya Rosulalloh ? bersabda (Nabi) “Bagi Alloh dan bagi kitabnya Alloh, dan bagi utusannya dan bagi imamnya orang muslim dan bagi umumnya muslim“
Memberi nasihat untuk dijadikan mauizatun hasanah
(teladan baik) dalam rangka mengajak kepada kebaikan sesama hamba Allah
adalah perbuatan yang Utama. Akan tetapi memberi nasihat karena merasa
diri kita adalah orang baik, berilmu dan saleh, adalah perbuatan yang
kurang baik. karena, apabila suatu waktu ia tergelincir kedalam
perbuatan jelek atau salah menyampaikan nasihat, maka akan tumbuh
perasaan malu karena bersalah, yang menyebabkan ia akan bersikap diam
atau tidak lagi memberi pelajaran atau nasihat-nasihat.
Akan tetapi apabila nasihat yang
dijalankan dan pelajaran yang disampaikan didasarkan karena wajib
menyampaikan ajaran Allah, atau karena apa yang ia sampaikan adalah
karunia dan rahmat serta izin Allah semata, maka ketika ia khilaf
karena tergelincir lidah atau salah ucapan, atau sikap yang tidak pada
tempatnya, atau berbuat suatu kesalahan di mata masyarakat, ia tidak
merasa malu, serta terus menyampaikan ajaran dan nasihat. Ia tidak
berhenti, karena yang ia sampaikan adalah ajaran yang benar, dan karena
izin rahmat Allah untuknya.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengajak kepada kebaikan…
- Sampaikan nasihat atau ajakan kepada kebaikan dengan hati yang tulus ikhlash, semata-mata karena Allah.
- Berniatlah dalam hati bahwa ajakan yang ia laksanakan semata-mata
melaksanakan kewajiban yang diizinkan Allah dalam rangka dakwah Islam,
amar ma’ruf nahi munkar.
- Hindarkan perasaan dari dalam hati, bahwasanya apa yang disampaikan
dan nasihat yang diberikan, adalah karena kepandaian dirinya sendiri,
kecakapan dirinya sendiri, kecakapan pembicaraannya sendiri, atau ilmu
yang ia kuasai. Perasaan seperti ini akan melahirkan rasa angkuh,
kemudian bersifat riya’, yang akan merusak hati dan amal ibadah kita.
- Kekokohan tekad di dalam jiwa, bahwasanya nasihat dan tabligh yang
akan disampaikan dan yang telah disampaikan, banyak atau sedikit karena
ingin mencari Ridha Allah semata, melalui jihad dakwah yang terpikul
dipundaknya.
- Buatlah sebuah rencana atau cara penyampaian melalui pendekatan
yang efektif, sesuai dengan kemampuan masing-masing, agar apa yang
disampaikan diterima oleh Masyarakat, sesuai dengan tuntunan Allah dan
Rasul-Nya.
- Hendaknya apa yang disampaikan, sudah dipahami dan dihayati, dan
jika belum dipahami dengan benar mengenai apa yang akan disampaikan,
hendaknya dipelajari terlebih dahulu dengan sungguh-sungguh.
- Semata-mata apa yang disampaikan, baik berupa nasihat atau ajakan,
hendaklah sudah dijalankan terlebih dahulu atau ia sedang menjalankan
apa yang disampaikannya, dengan maksud bersama-sama mencari kebaikan di
Jalan Allah.
- Selalu meminta petunjuk kepada Allah Swt.
Dengan nasihat dan ajakan kepada
kebaikan, seseorang dapat berubah dari yang tidak paham menjadi paham,
dari yang lupa menjadi ingat, dari salah menjadi sadar Karena
diingatkan dan dari tidak baik menjadi baik. Tentunya semua itu tidak
terlepas dari Kehendak Allah Swt, karena upaya kita hanyalah sebatas
dalam mengajak atau saling menasehati, selebihnya untuk urusan hati dan
apakah orang yang diajak menerima atau tidak, tergantung daripada
upaya orang yang diajak tersebut apakah menerima, atau menolaknya,
karena, hanyalah Allah Yang Maha Kuasa dan membolak-balikkan hati
manusia.
Blog, situs pertemanan, ataupun
media-media yang dikonsumsi oleh khalayak ramai, dapat juga menjadi
salah satu sarana untuk menyampaikan ajakan dalam kebaikan dan saling
mengingatkan sesama saudara muslim.
Sebagaimana peringatan dari Alloh SWT dalam QS Al-‘Asr (103) 1-3
“Demi waktu ‘asr sesungguhnya manusia niscaya dalam keadaan rugi,
kecuali orang yang beriman dan beramal sholih dan saling wasiat
(nasihat) untuk menetapi barang hak , dan saling berwasiat dengan
kesobaran.”
by : http://atmakusumah.wordpress.com/2009/11/18/nasihat-baik/