Senin, 05 Desember 2011

Nasihat Baik..

Untukku.. sebagai cerminan diri..

Siapa yang memberi nasihat dengan memandang dirinya baik, maka dia akan berdiam diri apabila berbuat kesalahan.  Dan siapa yang memberi nasihat, karena memandang (apa yang ia ucapkan) sebagai kebaikan dari Allah untuk dirinya, maka dia tidak berdiam diri apabila berbuat kesalahan.”

Nasihat sebenarnya bisa diberikan oleh siapa saja kepada siapapun dalam rangka saling mengingatkan dalam kebenaran dan menghindari kesalahan, bisa berupa mengajak kepada kebaikan atau saling mengingatkan. Nasihat tidak selalu disampaikan dalam bentuk ceramah, dan juga tidak selalu harus disampaikan oleh seorang Ulama atau seorang Kiayi dan tidak harus  selalu disampaikan dalam sebuah forum keaagamaan.

Dari Abi Huroiroh dari Rosulillahi sholallohu ‘alaihi wa salam bersabda,

sesungguhnya agama itu nasihat , sesungguhnya agama itu nasihat , sesungguhnya agama itu nasihat“,  mereka (shahabat) bertanya siapa yang berhak nasihat ya Rosulalloh ? bersabda (Nabi) “Bagi Alloh dan bagi kitabnya Alloh, dan bagi utusannya dan bagi imamnya orang muslim dan bagi umumnya muslim
Memberi nasihat untuk dijadikan mauizatun hasanah (teladan baik) dalam rangka mengajak kepada kebaikan sesama hamba Allah adalah perbuatan yang Utama. Akan tetapi memberi nasihat karena merasa diri kita adalah orang baik, berilmu dan saleh, adalah perbuatan yang kurang baik. karena, apabila suatu waktu ia tergelincir kedalam perbuatan jelek atau salah menyampaikan nasihat, maka akan tumbuh perasaan malu karena bersalah, yang menyebabkan ia akan bersikap diam atau tidak lagi memberi pelajaran atau nasihat-nasihat.

Akan tetapi apabila nasihat yang dijalankan dan pelajaran yang disampaikan didasarkan karena wajib menyampaikan ajaran Allah, atau karena apa yang ia sampaikan adalah karunia dan rahmat serta izin Allah semata, maka ketika ia khilaf karena tergelincir lidah atau salah ucapan, atau sikap yang tidak pada tempatnya, atau berbuat suatu kesalahan di mata masyarakat, ia tidak merasa malu, serta terus menyampaikan ajaran dan nasihat. Ia tidak berhenti, karena yang ia sampaikan adalah ajaran yang benar, dan karena izin rahmat Allah untuknya.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengajak kepada kebaikan…
  1. Sampaikan nasihat atau ajakan kepada kebaikan dengan hati yang tulus ikhlash, semata-mata karena Allah.
  2. Berniatlah dalam hati bahwa ajakan yang ia laksanakan semata-mata melaksanakan kewajiban yang diizinkan Allah dalam rangka dakwah Islam, amar ma’ruf nahi munkar.
  3. Hindarkan perasaan dari dalam hati, bahwasanya apa yang disampaikan dan nasihat yang diberikan, adalah karena kepandaian dirinya sendiri, kecakapan dirinya sendiri, kecakapan pembicaraannya sendiri, atau ilmu yang ia kuasai. Perasaan seperti ini akan melahirkan rasa angkuh, kemudian bersifat riya’, yang akan merusak hati dan amal ibadah kita.
  4. Kekokohan tekad di dalam jiwa, bahwasanya nasihat dan tabligh yang akan disampaikan dan yang telah disampaikan, banyak atau sedikit karena ingin mencari Ridha Allah semata, melalui jihad dakwah yang terpikul dipundaknya.
  5. Buatlah sebuah rencana atau cara penyampaian melalui pendekatan yang efektif, sesuai dengan kemampuan masing-masing, agar apa yang disampaikan diterima oleh Masyarakat, sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya.
  6. Hendaknya apa yang disampaikan, sudah dipahami dan dihayati, dan jika belum dipahami dengan benar mengenai apa yang akan disampaikan, hendaknya dipelajari terlebih dahulu dengan sungguh-sungguh.
  7. Semata-mata apa yang disampaikan, baik berupa nasihat atau ajakan, hendaklah sudah dijalankan terlebih dahulu atau ia sedang menjalankan apa yang disampaikannya, dengan maksud bersama-sama mencari kebaikan di Jalan Allah.
  8. Selalu meminta petunjuk kepada Allah Swt.
Dengan nasihat dan ajakan kepada kebaikan, seseorang dapat berubah dari yang tidak paham menjadi paham, dari yang lupa menjadi ingat, dari salah menjadi sadar Karena diingatkan dan dari tidak baik menjadi baik. Tentunya semua itu tidak terlepas dari Kehendak Allah Swt, karena upaya kita hanyalah sebatas dalam mengajak atau saling menasehati, selebihnya untuk urusan hati dan apakah orang yang diajak menerima atau tidak,  tergantung daripada upaya orang yang diajak tersebut apakah menerima, atau menolaknya, karena, hanyalah Allah Yang Maha Kuasa dan membolak-balikkan hati manusia.

Blog, situs pertemanan, ataupun media-media yang dikonsumsi oleh khalayak ramai, dapat juga menjadi salah satu sarana untuk menyampaikan ajakan dalam kebaikan dan saling mengingatkan sesama saudara muslim.

Sebagaimana peringatan dari Alloh SWT dalam QS Al-‘Asr (103) 1-3
“Demi waktu ‘asr sesungguhnya manusia niscaya dalam keadaan rugi, kecuali orang yang beriman dan beramal sholih dan saling wasiat (nasihat) untuk menetapi barang hak , dan saling berwasiat dengan kesobaran.”

by : http://atmakusumah.wordpress.com/2009/11/18/nasihat-baik/ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar