Kamis, 02 Februari 2012

Untuk diriku,, yang pernah tertipu oleh "cinta"



Pertengahan bulan lalu, suatu sore, tanpa angin tanpa hujan, tiba tiba aku mendapatkan sebuah nasihat yang berharga dari seorang teman. Entah apa yang menggerakkan orang tersebut untuk menghubungiku via gtlak. Sebelumnya, kami bukanlah teman dekat, kami sebatas kenal dan hanya pernah bertemu satu kali saat dirinya menikah akhir tahun kemarin.

Nasihat yang berharga untukku itu berbunyi cukup singkat namun sarat makna, " Jangan sampai kamu terjebak hubungan dengan seorang lelaki yang mengaku serius menjalani hubungan dengan mu, tetapi tidak mengajak mu menikah." Membaca pesan itu, aku berfikir dalaaaaaaaam sekali. Betul apa yang dia bilang. Yang namanya serius itu ya menikah. Lelaki yang baik, yang menghargai seorang wanita ya pasti akan mengajaknya menikah, bukan pacaran atau yang lain. Kalau laki - laki itu benar cinta pada seorang wanita, bukti nyatanya adalah dengan menikahinya, bukan memacarinya atau yang lain. 

Aku sulit menjabarkan lebih jauh mengenai nasihat ini. Namun aku yakin, tanpa perlu dijabarkan, kita semua sudah mengerti apa yang dimaksudkan dalam pesan tersebut. Yang pasti, yang aku yakini.. tidak ada pacaran yang serius. Serius itu satu! Menikah! Mereka yang benar benar sibuk mempersiapkan diri untuk menjemput pernikahan, memperbaiki diri untuk bisa pantas menikah dan benar benar berani action untuk menikah, adalah para pemberani. Aku jadi ingat kata kata si cantik Rosyitha, bahwa menikah itu adalah misi penyelamatan. Bagi kami para wanita yang menanti pangeran penyelamat sejati, menikah adalah perkara bagi para pemberani, bukan pengecut.

Aaaah.. ngomong apa aku ini, aku sendiri pun masih jauh dari berani. Tapi boleh kan aku berusaha untuk tidak menjadi seorang pengecut? yang pasti.. dalam bentuk apapun itu, aku ga sudi pacaran lagi.. ataupun menjalin komitmen dengan seseorang lagi. Buat ku kini, pacaran itu nanti.. setalah akad nikah usai. Komitmen itu nanti.. setelah aku mengiyakan sebuah khitbah. 

Tulisan ini, murni aku tujukan untuk diri aku sendiri yang pernah tertipu cinta, dan untuk saudari saudari ku yang terkadang sama galaunya dengan ku. Semoga kita senantiasa dikuatkan oleh Allah dalam menunggu pangeran penyelamat kita. Bagi sahabat sahabat yang kini mungkin sudah hampir menemukan pangeran penyelamatnya, semoga Allah mudahkan urusan kalian sehingga disegerakan menikah. Bagi para calon pangeran penyelamat dimanapun kalian berada, semoga kalian dimudahkan dan dikuatkan hatinya, bahwa kalianlah calon imam, dan pada diri kalianlah kami nantinya para istri akan tunduk patuh pada perintah kalian. Semoga Allah meridloi usaha tiap hambaNya yang ingin memperbaiki dirinya dari waktu ke waktu. InsyaAllah.. Aamiin..
Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi ‘Ala Diinik 





2 komentar:

  1. wanita dihargai bukan ketika di smsi tiap detik, ditelponi tiap malam... tapi ketika dipuasai, sampai plan nikah deal ter-acc...

    bar nikah lha nembe...

    ngono yoan

    BalasHapus