Mulut dua Kuping satu

Cerita ini sebenernya berawal dari kegedekan -maksutnya kejengkelan- ku di situasi pembekalan KKN kemarin.

Priatin aku ngeliat sikap orang - orang yang mengaku dirinya sebagai mahasiswa, dimana aku ngerasa mereka ga bisa menghormati orang lain. Aku sebut mereka manusia bermulut dua berkuping satu. Kenapa bisa aku sebut demikian?

Hm.. bukankah Allah menciptakan kita itu dengan dua telinga satu mulut dengan tujuan untuk lebih banyak mendengarkan daripada bicara bukan? atau dengan kata lain, hormatilah orang yang sedang berbicara di depan, caranya?! ya DENGARKAN!! kupingmu kuwi meh tok nggo opo yen ra dinggo ngrungokke hah? -ups, maaf jadi emosi gini hehe-.

Ya minimal kalo kita males ndengerin, ga tertarik sama bahasannya, menengo! diemlah!gerakin aja jari2mu itu, HP-an kek, sms-an kek, twitter-an kek, FB-an kek,, sing penting ki meneng, ojo ribut ae. Menurutku itu jauh lebih sopan dibanding kita membuat forum di dalam forum.

Priatin bener aku sama tindakan para terpelajar nan berilmu itu -walau ga semua, tapi mayoritas! -___-" -, pernah denger pepatah gini ga? "Menjadi pendengar yg baik, membuatmu mnjd pemimpin yg baik pula. Paling tdk pmimpin utk dirimu sndiri". Mungkin ga usah aku jabarkan pasti sudah ngerti sendiri gimana maksutnya.

Well.. aku cuma curhat, aku cuma bisa komentar di belakang tanpa bisa merubah. Oke.. mungkin sekarang yang bisa aku lakukan adalah dengan tidak ikut2an menjadi manusia yang bermulut dua dan berkuping satu. Seimbangkan antara kita berbicara dengan ketika kita mendengar. Tempatkan diri pada posisi dimana kita musti mendengarkan, dan dimana saat kita harus berbicara.

nb: tapi prinsip ini ga berlaku kalo telpon2-an,khan kalo telpon itu, kupingnya jadi satu dan mulutnya juga tetep satu hehe