Sabtu pagi itu,, di sebuah stasiun kereta di pusat kota, kami berdua (aku dan suami) berlari mengejar kereta yang hampir berangkat. Ya,, kami akan menuju Bogor, dan kereta yang akan membawa kami ke kota tersebut kurang dari tiga menit lagi berangkat. Melihat koridor yang menuju kereta penuh sesak orang - orang yang menuju pintu keluar, kami berdua potong jalur. Kami terobos orang - orang yang terasa amat lambat jalannya, dan sekuat tenaga berlari menuju gerbong paling dekat yang bisa kami jangkau. Lampu kereta sudah menyala merah tanda siap diberangkatkan ketika kurang dari lima langkah jarak antara kami dengan kereta. Petugas keamanan yang ada di gerbong tersebut melambai - lambaikan tangan menandakan agar kami lebih cepat. Dan huppp!! Alhamdulillah, kami mendarat sempurna di gerbong paling awal yang memang disediakan khusus untuk wanita itu tepat saat pintu kereta tertutup untuk berangkat menuju Bogor. Badanku sempoyongan, rasa - rasanya sudah ingin menjatuhkan diri di badan suami ku. Dengan terus menggandeng -lebih tepatnya memapah- badanku yang mulai lemas, suami ku menuntunku ke gerbong umum untuk mencari tempat duduk. Alhamdulillah, kereta saat itu tidak penuh, masih banyak kursi kosong disana, dan kami pun mencari posisi tempat duduk yang paling membuat kami nyaman.Hhhfhhhh... untunglah, sepatu trepes ini memudahkanku, ga kebayang seandainya aku pergi dengan menggunakan high heels. Kereta pun melaju, meninggalkan dua orang di luar sana yang diam - diam memperhatikan kami berdua.
Kurang lebih satu jam, ular besi itu melaju membawa kami ke kota yang dijuluki kota hujan. Sepertinya, kota ini juga bisa dijuluki "kota sejuta angkot". Dimana - mana angkot, dimana - mana ramai para penumpangnya, dan yang mengherankan, walaupun sama - sama kejar setoran, para supir angkot ini tidak saling kebut - kebutan berebut penumpang. Salut!! Aku yang dari semula memang tidak tahu arah, santai saja berjalan disamping suami ku. Berbekal petunjuk dari seorang teman yang memang asli kota ini, kami naik angkot 03 ke arah Baranangsiang. Setengah jam lebih kami berada di angkot tersebut, melalui satu tempat ke tempat lain. Yang menjadi patokan kami adalah "Gramedia atau Pizza Hut". Turun, jika sudah sampai di tempat itu. Tapi sepertinya sampai di akhir perjalanan angkot ini, kami belum menemukan dua tempat yang menjadi patokan kami tersebut. Dan benar saja! Kami Nyasar!! Akhirnya, kami turun di terminal Laladon. Bertanya pada seorang petugas pengatur lalu lintas, dan kembali kami naik angkot 03 jurusan Baranangsiang, yang arahnya berlawanan dengan angkot 03 awal kami naiki tadi, "kembali ke titik nol" saya menyebutnya. Ah.. g masalah buat aku, selama pergi nya sama suami sih, aku enjoy enjoy aja.. ciahhhh!! itung - itung jalan - jalan murah muterin kota ini.
Akhirnya kami sampai di tempat yang kami maksut, Botani Square! yaaa.. di depan Botani Square inilah kami turun -setelah sebelumnya kembali ke stasiun (_ _#)- dan lanjut naik angkot 01 menuju ke gedung SEAMEO Biotrop. Disanalah,, tanpa disengaja, kami bertemu mereka. Dua orang yang memperhatikan kami di stasiun tadi. -to be continued ;)-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar