Jumat, 21 Januari 2011

Dia bukan bapakku

Cerita ini adalah berdasarkan kisah nyata yang terjadi beberapa saat lalu.
Alkisah, ada seorang anak kelas satu SMP di kota ini. Sebut saja dia dengan inisial “X”. Seorang anak laki – laki yang bengal, sok jagoan dan suka nggaya di sekolahnya ini berniat untuk cukur rambut di salah satu tempat cukur rambut terlaris di purwokerto (hal ini dibuktikan dg banyaknya orang yg ngantri buat dicukur rambutnya). Si X biasanya cukur rambut ditemani ayahnya, tapi karena satu dan lain hal, sore itu X pergi sendiri ke tempat cukur rambut itu. Tanpa babibubebo.. si X langsung aja duduk di tempat cukuran rambut persis di depan kaca.

Kita tinggalkan sejenak si X dan beralih pada tokoh berikutnya (tapi diinget ya,, posisi terakhir si X duduk didepan kaca dan siap dicukur rambutnya). Bersamaan dengan masuknya si X tadi ke tempat cukur, dateng pula seorang bapak beserta anak cowoknya mengendarai sepeda motor yang tentu bermaksud memotong rambut juga. Mari kita sebut si bapak dengan sebutan Pak “Y” dan si anak dengan sebutan si “Z”. Setelah turun dari motor, Pak “Y” juga langsung nyelonong masuk dan ngomong ke tukang cukur begini “Mas, tulung kae anake nyong digunduli bae” (yang artinya “Mas, tolong itu anak saya digunduli saja”). Dan akhirnya insidenpun terjadi.

Si tukang cukur yang ga ngeliat masuknya Pak “Y” langsung aja ambil peralatan tempur (buat nyukur :D ) dan bersiap menghadapi target, dan dengan cekatan langsung mencukur habis rambut anak di depannya. Baru dua kali cukuran, si anak bertanya dengan nada sedikit protes “pak, deneng nyong dicukur cendek temen?” (pak, kok saya dicukur pendek sekali?), kata si tukang cukur “lha mbok kae ramamu dewek sing ngongkon?” (lha khan itu bapakmu sendiri yang nyuruh?), dan kemudian si anak sambil mencari orang yg dipanggil “rama” tadi menjawab “Kae mbok dudu ramaku!” (Dia itu bukan bapakku!), masih belum “ngeh” juga dengan insiden itu, si tukang cukur betanya pada Pak “Y”, “Putrane njenengan si pundi pak?” (anaknya bapak si mana pak?), dengan ekspresinya yang datar Pak “Y” berkata sambil menunjuk seorang anak di luar “lha kae si isih nangkring neng motor” (lha itu si masih nangkring di motor). Si tukang cukur langsung mengalihkan pandangannya ke luar dan dilihatnya seorang anak kecil di atas motor nyengir tanpa tahu insiden apa yang terjadi didalam ruang cukur itu tadi.

Daaaaaaaaannn ternyata, yang dicukur sama tukang cukur itu adalah si X!yang dibotakin adalah si badung X yang gemar nggaya nggayaan di sekolah!huahahaha..sadar dengan insiden yang terjadi, si tukang cukur langsung merogoh sakunya, dikeluarkanlah uang Rp 20.000,- untuk diberi kepada si X, kata tukang cukurnya “wis kadung ya? Sisan digunduli bae ya? Kiye duit nggo tuku jajan nganah”(sudah terlanjur ya? Sekalian digunduli saja, ni uang buat beli jajan sana). Dengan wajah pucat (takut digebukin bapak si X karena salah cukur rambut orang) si tukang cukur berharap “sogokan” nya diterima. Dan benar saja! Si X dengan santainya mengambil uang itu dan mengisyaratkan untuk diteruskan penggundulan rambut mohawk nya! “lumayan rambutku diregani rong puluh ewu” (lumayan.. rambutku dihargai dua puluh ribu). Hahahaha...

ya begitulah kisah nyata ini, konyol abis.. hikmahnya? NGOBRONG DOLL eh.. Ngobrol Dong! Semuanya perlu dikomunikasikan hahahaha... sepanjang perjalanan pulang dari Solo aku cuma bisa ngekek denger cerita ini dari Mister Ndoy (darimana lagi aku dapet cerita lucu kalo ga dari beliau). Jadi si X ini adalah temennya de' Dea (putranya Pak Ndoyo), dan okelah cerita ini mampu bikin aku guling – guling kalo nginget – nginget! Hihihihi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar